Selasa, 11 Januari 2011

Memaksakan Kehendak


"Win, kita pergi ke Chocoklik yuk?"
Michelle mengirim pesan kepada temannya sambil tiduran. Berharap si temannya itu mau.
Melamun dan mengotak-atik hp, menunggu balasan dari Winny.
"yuk, saya juga lagi pengin main."
Dibalas oleh temannya yang berkulit hitam, dan berwajah manis itu. Michelle tersenyum dengan senyuman termanisnya itu. Dengan hati gembira lalu dia membalas.
"horee,,cepet siap-siap."
Hari sudah mulai larut malam, dan Michelle pun tetap mengurungkan niatnya untuk pergi. Dengan wajah gugup dan takut, ia meminta ijin kepada suaminya. Beberapa detik kemudian hp si Michelle berdering, tanda sms masuk.
"Tapi aku ga ada  motor, gimana?"
Michelle bingung dan mulai melemas. Jari-jemarinya pun mulai berat untuk mengetik kata-kata.
"Aku ada motor sih, tapi motor bebek. Aku kan ga bisa pake motor bebek. Gimana?"
Mengerutkan alis matanya. Dan berharap keajaiban pun datang.
"Temanku ada motor sih, tapi lagi pergi. Lagian ini kan udah larut malam. Mendadak banget sih kamu ngabarinnya. Trus kamu emang boleh?"
Michelle mulai menggerutu, ia sudah mulai pesimis. Tapi ia tetap memaksa. 
"Tapi aku lagi pengin banget ke Chocoklik. Coba tanya temanmu yang lainnya. Masa ga ada motor sih!"
Dengan nada keras dan wajah yang sepertinya tidak ada keramahan lagi.
"Ya ampun, emang ga ada motor disini. Jangan suka maksa ah!"
Mencoba meyakinkan Michelle.
"Hemm, ya sudah deh. Lain waktu kita atur lagi."
Michelle menyadari bahwa ia sudah memaksakan kehendak. Dan ia berniat suatu saat untuk merencanakan terlebih dahulu jika ingin pergi ke suatu tempat. Waktu pukul 9.30 malam, Michelle mencoba menenangkan diri dan lekas tidur bersama suami tercintanya.

Hikmah :
1. Jangan berniat untuk pergi larut malam. Bisa bahaya, apalagi seorang cewek.
2. Rencanakan dari jauh hari jika ingin pergi ke suatu tempat.
3. Jangan suka memaksakan kehendak.

Artikel ini di ikutsertakan pada kontes unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.